
Yogyakarta emang nggak ada habisnya menjadi destinasi wisata bagi turis lokal ataupun turis mancanegara. Akhir-akhir ini ada destinasi wisata baru di Jogja, tepatnya di Jalan Jogja-Wonosari, Dusun Ngasem Ayu, Desa Salam, Pathuk, Gunung Kidul. Alamat nya aku dapat dari broadcast teman di group chatting. Lokasi nya tepat di pinggir jalan, kendaraan yang melintas pasti bisa melihat sepintas kebun bunga ini. Agar lebih menikmati, mereka bahkan sengaja berhenti untuk sekedar selfie.
Lili Jawa atau Amaryllis atau Brambang Pocot (orang sekitar menyebutnya) ini mekar sekali setahun pada awal musim penghujan, begitu yang aku dengar dari Bapak yang berbicara lewat speaker saat aku berkunjung ke lokasi Minggu (29/11) pagi tadi. Dari penjelasan tambahan, beliau juga memberikan informasi kalau bunga ini mekar selama kurang lebih 15 hari, dan hari ini (minggu) adalah hari ke-10. Jadi masih ada sekitar 5 hari lagi untuk menikmati bunga indah ini. Walaupun di artikel lain banyak yang mengabarkan bunga ini mekar selama 3 minggu, sebelum akhirnya layu.
Banyaknya foto selfie atau groufie yang menyebar luas di social media, membuat taman bunga tahunan ini segera menjadi viral di dunia maya. Warga Jogja khususnya tidak perlu jauh-jauh ke Taman Bunga Keukonhof yang berlokasi di Belanda atau Gardens by The Bay di Singapura. Sisa hari mekar nya bunga sebelum kelopak layu dan gugur, lokasi kebun sudah hancur karena di injak-injak oleh pengunjung yang mengabadikan moment mereka.

Bahkan masih ada yang berani groufie :(
Tiba di lokasi hingga pulang, miris ngeliat pengunjung lain yang dengan santainya berfoto ria. Baiklah ini mungkin bukan salah mereka, karena aku yakin dari beberapa hari yang lalu sebagian besar bunga sudah rusak oleh pengunjung yang datang sebelumnya. Bahkan agar bisa berfoto dengan si Amaryllis ini, aku rela cuma berdiri di tangga dan mengambil foto dengan bunga yang ditanam di dalam pot. Aneh, mungkin itu sangka pengunjung lain yang ngeliat aku fotoan dengan bunga dalam pot, nggak pa pa lah. Lebih baik tidak disamakan seperti pengunjung yang di hujat-hujat bahkan di labeli "the noraks" atau "404 brains not found". Serem T_T
Tidak ingin ikut-ikutan menghakimi mereka, tidak sama sekali, hanya ikut sedih saja. Banyaknya media yang memberitakan rusaknya lokasi kebun bunga ini membuat banyak netizen lain ikut-ikutan marah, ikut-ikutan emosi. Padahal sih, mereka belum tahu kejadian di lapangan seperti apa. Pekerjaan pemilik kebun memang penjual tanaman dan kebun tidak di desain menjadi tempat wisata, sehingga tidak ada jalan yang aman ke tengah kebun agar bunga-bunga tidak terinjak. Ini seperti apa yang aku lihat langsung ya. Nggak percaya? Ini buktinya :

Ada jalan setelah terinjak-injak
Hingga artikel ini diturunkan, wall facebook ku masih dipenuhi oleh share berita tentang Puspa Pathuk ini, yang membuat sedih lagi adalah teman-teman atau netizen lain ikut mencela atau sekedar mendo'akan do'a-do'a jelek kepada beberapa orang yang mengupload foto mereka (yang jelas-jelas menginjak dan tidak merasa bersalah sama sekali).
Oke mereka salah, anggaplah tidak berasa bermasalah, baiknya kita yang merasa normal tegurlah dengan cara baik-baik, atau sekedar mendo'akan agar mereka menyesali perbuatan nya dan meminta maaf. Tidak ikut memaki apalagi mendo'akan mati terinjak-injak (ini beneran saya nemuin komentar dari temen di facebook), Na'udzubillah... Posisikan diri, jika banyak orang yang mendo'akan yang jelek-jelek buat kita? Terus kalo ternyata do'a orang itu di ijabah Allah SWT, gimana? Mau mati ke injak-injak? Kalo aku sih nggak ya.
Kecenderungan masyarakat kita (Indonesia) ini cepet terpengaruh, gampang di propaganda, mudah percaya. Tapi sulit untuk cari tahu, malas untuk kroscek benar tidak nya berita, dan malas bertanya. Come on guys, be smart person (aku pun sedang belajar, dan akan terus belajar, insyaAllah), kalo kamu gimana?
Bonus gambar!
NOTE gambar karya sendiri, foto dari hape sendiri, kalo mau dipake izin dulu ya :D
Tanda arah masuk ke lokasi
(atas) Pengunjung yang datang, (tengah) Pemilik sedang di wawancara, (bawah) Bapak yang mengarahkan pengunjung agar tidak merusak bahkan meminta maaf karena kebun tidak sebagus di foto
Masuk Lokasi tidak dipungut biaya, hanya ada sumbangan biaya perawatan seikhlasnya
Foto Dengan Amaryllis yang Ada di Dalam Pot
Membuat Batasan Sendiri Agar Tidak Foto di Tengah Kebun
Bibit Siap Jual Pemilik Kebun Amaryllis
Penjual Amaryllis Pinggir Jalan
ketika alam diperkosa.. :(
ReplyDeletenice artikel btw! blog nya juga bagus bet. Keep posting yaa sistaa :3
Tenkyu cind, artikel ala-ala anak bahasa yg belum bisa berbahasa dgn baik. Do'akan istiqomah posting ya, rada susah cari bahan skrng. Hehe
Delete