Psikologi Suami ~ Istri (Mencegah Perceraian) - Vika Vilanti

Friday, 3 April 2015

Psikologi Suami ~ Istri (Mencegah Perceraian)



Kalau kehidupan rumah tangga itu ada "resepnya" tentu orang tinggal membelinya dan "berbahagia". Sayangnya resep itu tidak ada dan tak pernah ada.

Quote from backcover of the book


Salam...


Sudah baca quote di atas kan?

Sudah tau tema bukunya tentang apa juga kan?

Hihihi... *ketawa geli deh*


Masih dalam rangka menyambut bulan april, di artikel ini aku buka dengan review buku ya readers! Agak berat nih bahasan kali ini. Karena buku pertama yang bakal aku review ini adalah sebuah buku yang membantu sepasang suami istri untuk menjalani hubungan rumah tangga nya agar menjadi hubungan yang berkualitas.

Penasaran ya wujud bukunya gimana? Aku kasi liat penampakannya nih :D


Judul
Psikologi Suami ~ Istri

Judul Asli
Saikulujiyyah ar-Rajul wa al-Mar'ah
Ahdatsu Dirasah Ilmiyah Haula al-Musyikilat az-Zaujiyyah :
Asbabuha wa Thuruq 'Ilajiha

Penulis
DR. Thariq Kamal An-Nu'aimi

Penerjemah
Muh Muhaimin, M.Ag.

Penyunting
A. Choiran Marzuki
Otto Sukatno CR

Penerbit
Mitra Pustaka

Tebal Bersih (Pendahuluan - Penutup)
702 Halaman


Dilihat dari tebalnya, kalo secara keseluruhan di ukur menggunakan penggaris yaitu di angka 3,3 cm. :-) Buku ini dibuat bukan dibaca cepet-cepet, tapi bacalah pelan-pelan dan sampai makna sebenarnya dari tiap paragraf dapat kamu resapi dan pahami. Kalo kamu nggak ngerti ulangi baca paragraf nya sampai kamu ngerti. *saran aja sih*


Menurut aku desain cover buku nya ini cewek banget, bunga yang ada di cover itu kalo kamu perhatikan lebih teliti lagi, kamu bakal nemuin bunga Tulip, tapi secara kasat mata seperti bunga sakura. Iya kan? *minta dukungan* haha... Aku suka banget covernya. :)

Karena nggak bakal mungkin aku masukkan semua paragraf nya ke artikel ini (karena nggak kebayang sepanjang apa artikelnya), jadi aku akan kutip beberapa kasus yang sering di alami oleh pasangan suami istri. Walaupun aku perempuan, tapi aku akan usahakan memilih satu kasus untuk tiap individu nya (baca : suami dan istri). 

Let's start it!

Contoh untuk Laki-laki

Bab 2. Perbaikan dan Peningkatan | Hal : 75

Sebagai perempuan aku setuju dengan kasus di atas. Aku punya seorang suami (dan nggak pengin nambah / ganti ya) yang males mandi, terutama mandi sore sejak sebelum menikah dulu. Kebiasaan nya itu masih kebawa setelah menikah. Memang kadang-kadang aku juga tidak mandi sore dengan alasan udara terlalu dingin atau sedang sakit. Tapi dalam keadaan panas / sumuk, mandi malam pun aku jabanin.

Aku komplain ke suami aku, misal sehabis dia pulang kerja, karena berdekatan dengan waktu maghrib. Awal-awal selalu menolak karena sudah menjadi kebiasaannya. Tapi suatu ketika dia merasa gatal yang lumayan menggangu bagi dia. Kemudian aku saranin buat mandi, ajaib, gatal di badannya hilang. Hahaha...

Mungkin benar, bagi laki-laki (suamiku khususnya), aku bermaksud untuk merubah mu. Tapi ketahuilah sayang kalo sebenarnya maksudku baik. #cieeeee :D


Contoh untuk Perempuan

Bab. 3 Reaksi Terhadap Kelelahan dan Kesulitan | Hal : 111

Disini jeleknya perempuan, apalagi kalo terlalu berperasa. Sedikit-dikit ngambek lah. Selalu menebak-nebak sendiri apa mau pasangan, padahal yang dia pikirkan belum tentu benar. Maunya diperhatiin terus lah, dicuekin dikit marah, ujung-ujung nya wajahnya dilipat jadi dua plus bibir manyun. *pengalaman* :)

Pada dasarnya perempuan itu suka banget ngobrol, contohnya aku. Suatu malam aku ngobrol dengan suami ku. Saat itu suamiku sedang mengerjakan sesuatu (aku lupa tepatnya apa). Suami tidak fokus dengan apa yang aku ceritakan, saat aku tanyakan pendapatnya tentang pembicaraan kami tadi dia menjawab semaunya aja. 

Otomatis, saat itu raut wajah ku langsung berubah seratus delapan puluh derajat. Suamiku menanyakan kembali apa yang aku bicarakan tadi, dan dengan tegas aku berkata "tidak ada siaran ulang" yang artinya aku tidak akan mengatakan dua atau tiga kali apa yang aku katakan tadi saat dia tidak mendengarkan ku.

Perempuan pada saat berbicara, sangat ingin agar pasangannya terfokus padanya sehingga pembicaraan yang terjadi adalah secara dua arah. Setidaknya itu yang aku inginkan saat itu. Sekarang, apabila aku ingin menceritakan sesuatu padanya, maka aku akan tunggu saat dia nggak punya kerjaan lain atau bilang ke dia kalo ada yang ingin aku bicarakan.

Masih banyak yang harus aku pahami dari buku ini, karena memang sejujurnya buku nya belum rampung aku baca. Seperti kata aku tadi di atas, sebaiknya buku ini dibaca pelan-pelan saja kayak judul lagunya band Kotak biar paham sepaham-pahamnya. Hehe...

Seperti itu ya readers, sedikit masalah yang pernah terjadi ke aku dan suami serta MUNGKIN bagi banyak pasangan-pasangan lain di luar sana. Aku tidak mengatakan kalo hubungan rumah tangga ku selalu harmonis, tapi aku akan berusaha untuk itu. Tapi nggak lepas juga dari banyak masalah. Karena itulah bagaimana aku dan suami harus bisa melewati permasalahan-permasalahan yang akan kami temui kedepannya.

Buat kamu yang akan menikah aku RECOMMENDED kan buku ini sebagai acuan dalam meyelesaikan permasalahan rumah tangga yang kecil maupun besar. Akhir di artikel ini aku mau kasi quote buat readers semua, yang aku ambil dari frontcover buku ini.


"Kalau saja banyak pasangan suami-istri membaca buku ini niscaya banyak perceraian tak perlu terjadi."


Happy reading people!
^^



No comments:

@vikavilanti